Seiring dengan berjalannya waktu dan perubahan jaman, kini
permainan-permainan yang dulu sering kita mainkan waktu kecil telah
mulai terlupakan. Bisa dilihat secara nyata bahwa kenyataannya anak
kecil jaman sekarang sudah mulai bermain dengan hal hal yang berbau
tekhnologi Seperti Internet, Game Online, PC Game bahkan Jejaring
Sosial. Bahkan anak kecil jaman sekarang tidak ada yang tau
permainan-permainan jaman dulu yang lebih menyenangkan bahkan sehat di
banding sekarang.
Berikut adalah Permainan Jaman Dulu Yang Telah Terlupakan :
Petak Umpet
Petak umpet adalah sejenis permainan yang bisa dimainkan oleh minimal
2 orang, namun jika semakin banyak akan semakin seru. cara bermainnya
adalah dimulai dengan Hompimpa untuk menentukan siapa yang menjadi
"kucing" (berperan sebagai pencari teman-temannya yang bersembunyi). Si
kucing ini nantinya akan memejamkan mata atau berbalik sambil berhitung
sampai 10, biasanya dia menghadap tembok, pohon atau apasaja supaya dia
tidak melihat teman-temannya bergerak untuk bersembunyi (tempat jaga ini
memiliki sebutan yang berbeda di setiap daerah, contohnya di beberapa
daerah di Jakarta ada yang menyebutnya INGLO, di daerah lain menyebutnya
BON dan ada juga yang menamai tempat ituHONG). Setelah hitungan sepuluh
(atau hitungan yang telah disepakati bersama, misalnya jika wilayahnya
terbuka, hitungan biasanya ditambah menjadi 15 atau 20) dan setelah
teman-temannya bersembunyi, mulailah si "kucing" beraksi mencari
teman-temannya tersebut.
Jika si "kucing" menemukan temannya, ia akan menyebut nama temannya
sambil menyentuh INGLO atau BON atau HONG, apabila hanya meneriakkan
namanya saja, maka si "kucing" dianggap kalah dan mengulang permainan
dari awal. Apabila Yang seru adalah, pada saat si "kucing" bergerilya
menemukan teman-temannya yang bersembunyi, salah satu anak (yang
statusnya masih sebagai "target operasi" atau belum ditemukan) dapat
mengendap-endap menuju INGLO, BON atau HONG, jika berhasil menyentuhnya,
maka semua teman-teman yang sebelumnya telah ditemukan oleh si "kucing"
dibebaskan, alias sandera si "kucing" dianggap tidak pernah ditemukan,
sehingga si "kucing" harus kembali menghitung dan mengulang permainan
dari awal. Permainan selesai setelah semua teman ditemukan. Dan yang
pertama ditemukanlah yang menjadi kucing berikutnya.
Benteng
Benteng adalah permainan yang dimainkan oleh dua grup, masing-masing
terdiri dari 4 sampai dengan 8 orang. Masing-masing grup memilih suatu
tempat sebagai markas, biasanya sebuah tiang, batu atau pilar sebagai
’benteng’.
Tujuan utama permainan ini adalah untuk menyerang dan mengambil alih
’benteng’ lawan dengan menyentuh tiang atau pilar yang telah dipilih
oleh lawan dan meneriakkan kata benteng. Kemenangan juga bisa diraih
dengan ’menawan’ seluruh anggotalawan dengan menyentuh tubuh mereka.
Untuk menentukan siapa yang berhak menjadi ’penawan’ dan yang ’tertawan’
ditentukan dari waktu terakhir saat si ’penawan’ atau ’tertawan’
menyentuh ’benteng’ mereka masing-masing.
Orang yang paling dekat waktunya ketika menyentuh benteng berhak
menjadi ’penawan’ dan bisa mengejar dan menyentuh anggota lawan untuk
menjadikannya tawanan. Tawanan biasanya ditempatkan di sekitar benteng
musuh. Tawanan juga bisa dibebaskan bila rekannya dapat menyentuh
dirinya. Dalam permainan ini, biasanya masing - masing anggota mempunyai
tugas seperti ’penyerang’, ’mata - mata, ’pengganggu’, dan
penjaga’benteng’. Permainan ini sangat membutuhkan kecepatan berlari dan
juga kemampuan strategi yang handal.
Egrang
Egrang atau jangkungan adalah galah atau tongkat yang digunakan
seseorang agar bisa berdiri dalam jarak tertentu di atas tanah. Egrang
berjalan adalah egrang yang diperlengkapi dengan tangga sebagai tempat
berdiri, atau tali pengikat untuk diikatkan ke kaki, untuk tujuan
berjalan selama naik di atas ketinggian normal. Egrang di Indonesia
biasa dimainkan ataupun dilombakan saat peringatan Proklamasi
Kemerdekaan Indonesia, 17 Agustus. Egrang dengan versi lain juga
dimainkan pada saat upacara sunatan.
Boi-Boian
Permainan tradisonal dengan total lima sampai sepuluh orang. Model
permainannya yaitu menyusun lempengan batu, biasanya diambil dari
pecahan genting atau pocelen yang berukuran relatif kecil. Bolanya
bervariasi, biasanya terbuat dari buntalan kertas yang dilapisi plastik,
empuk dan tidak keras, sehingga tidak melukai. Satu orang sebagai
penjaga lempengan, yang lainnya kemudian bergantian melempar tumpukan
lempengan itu dengan bola sampai roboh semua. Setelah roboh maka penjaga
harus mengambil bola dan melemparkannya ke anggauta lain yang melempar
bola sebelumnya. Yang terkena lemparan bola yang gatian menjadi penjaga
lempengannya.
Kelereng
Kelereng dengan berbagai sinonim gundu, keneker, kelici, guli adalah
bola kecil dibuat dari tanah liat, marmer atau kaca untuk permainan
anak-anak. Ukuran kelereng sangat bermacam-macam. Umumnya ½ inci (1.25
cm) dari ujung ke ujung. Kelereng kadang-kadang dikoleksi, untuk tujuan
nostalgia dan warnanya yang estetik.
Cara bermainnya adalah Bentuk permainan yang biasa dimainkan adalah
main porces. Cara permainannya dengan menggambar segitiga sama kaki
ditanah kemudian masing-masing pemain meletakkan sebuah kelerengnya
diatas gambaran segitiga tersebut. Buah pasangan namanya, buah kelereng
yang dipertaruhkan. Peserta, tergantung jumlah pemain. Biasanya paling
sedikit tiga pemain dan paling banyak idealnya enam pemain. Kalau lebih
dari itu dibuat dua kelompok. Permainan dimulai dengan cara
masing-masing pemain menggunakan sebuah kelereng sebagai gacoannya lalu
melempar buah pasangan tersebut dari jarak dua atau tiga meter .Pemain
secara bergantian melempar sesuai urutan berdasarkan hasil undian dengan
adu sut jari tangan Pelemparan gaco dilakukan dengan membidik dan
melempar keras dengan maksud mengenai buah pasangan atau agar hasil
lemparan mendarat dilapangan permainan terjauh.
Selanjutnya yang mengawali permainan adalah siapa yang berhasil
mengenai buah pasangan, dialah mendapat giliran pertama.. Kalau tidak
ada yang mengenai buah pasangan ,maka yang mulai bermain adalah
gacoannya yang terjauh. Pemain harus berusaha menghabiskan buah pasangan
diporces pada saat giliran bermain. Ada yang sekali giliran main sudah
mampu menghabiskan semua buah pasangan. Tanda dia pemain yang terampil.
Berbagai taktik untuk menang dilakukan ,antara lain kalau tidak mau
memburu gacoan lawan , maka pilihannya adalah menembakkan gacoan
ketempat yang kosong untuk disembunyikan agar tidak dapat dimatikan oleh
lawan-lawan main. Pemain yang mampu menghabiskan buah pasangan terakhir
dilanjutkan berburu menembak gacoan lawan. Pemain yang gacoannya kena
tembak maka gacoannya mati ,selesailah permainannya pada game tersebut.
Layangan
Layang-layang, layangan, atau wau (di sebagian wilayah Semenanjung
Malaya) merupakan lembaran bahan tipis berkerangka yang diterbangkan ke
udara dan terhubungkan dengan tali ataubenang ke daratan atau
pengendali. Layang-layang memanfaatkan kekuatan hembusan anginsebagai
alat pengangkatnya. Dikenal luas di seluruh dunia sebagai alat
permainan, layang-layang diketahui juga memiliki fungsi ritual, alat
bantu memancing atau menjerat, menjadi alat bantu penelitian ilmiah,
serta media energi alternatif.
Gatrik
Gatrik atau Tak Kadal pada masanya pernah menjadi permainan yang
populer di Indonesia. Merupakan permainan kelompok, terdiri dari dua
kelompok. Permainan ini menggunakan alat dari dua potongan bambu yang
satu menyerupai tongkat berukuran kira kira 30 cm dan lainnya berukuran
lebih kecil. Pertama potongan bambu yang kecil ditaruh di antara dua
batu lalu dipukul oleh tongkat bambu, diteruskan dengan memukul bambu
kecil tersebut sejauh mungkin, pemukul akan terus memukul hingga
beberapa kali sampai suatu kali pukulannya tidak mengena/luput/meleset
dari bambu kecil tersebut.
Setelah gagal maka orang berikutnya dari kelompok tersebut akan
meneruskan. Sampai giliran orang terakhir. Setelah selesai maka kelompok
lawan akan memberi hadiah berupa gendongan dengan patokan jarak dari
bambu kecil yang terakhir hingga ke batu awal permainan dimulai tadi.
Makin jauh, maka makin enak digendong dan kelompok lawan akan makin
lelah menggendong.
Lompat Tali
Permainan ini sudah tidak asing lagi tentunya, karena permainan
lompat tali ini bisa di temukan hampir di seluh indonesia meskipun dengn
nama yang berbeda-beda. permainan lompat tali ini biasanya identik
dengan kaum perempuan. tetapi juga tidak sedikit anak laki-laki yang
ikut bermain.
Permainan lompat tali tergolong sederhana karena hanya melompati
anyaman karet dengan ketinggian tertentu. Jika pemain dapat melompati
tali-karet tersebut, maka ia akan tetap menjadi pelompat hingga merasa
lelah dan berhenti bermain. Namun, apabila gagal sewaktu melompat,
pemain tersebut harus menggantikan posisi pemegang tali hingga ada
pemain lain yang juga gagal dan menggantikan posisinya.
Ada beberapa ukuran ketinggian tali karet yang harus dilompati, yaitu:
- tali berada pada batas lutut pemegang tali
- tali berada sebatas di pinggang (sewaktu melompat pemain tidak boleh
mengenai tali karet sebab jika mengenainya, maka ia akan menggantikan
posisi pemegang tali
- posisi tali berada di dada pemegang tali (pada posisi yang dianggap
cukup tinggi ini pemain boleh mengenai tali sewaktu melompat, asalkan
lompatannya berada di atas tali dan tidak terjerat)
- posisi tali sebatas telinga
- posisi tali sebatas kepala
- posisi tali satu jengkal dari kepala
- posisi tali dua jengkal dari kepala
- posisi tali seacungan atau hasta pemegang tali.
Ular Naga
Ular Naga adalah satu permainan berkelompok yang biasa dimainkan di
luar rumah di waktu sore dan malam hari. Tempat bermainnya di tanah
lapang atau halaman rumah yang agak luas. Lebih menarik apabila
dimainkan di bawah cahaya rembulan. Pemainnya biasanya sekitar 5-10
orang, bisa juga lebih, anak-anak umur 5-12 tahun (TK - SD).
Anak-anak berbaris bergandeng pegang ’buntut’, yakni anak yang berada
di belakang berbaris sambil memegang ujung baju atau pinggang anak yang
di mukanya. Seorang anak yang lebih besar, atau paling besar, bermain
sebagai "induk" dan berada paling depan dalam barisan. Kemudian dua anak
lagi yang cukup besar bermain sebagai "gerbang", dengan berdiri
berhadapan dan saling berpegangan tangan di atas kepala. "Induk" dan
"gerbang" biasanya dipilih dari anak-anak yang tangkas berbicara, karena
salah satu daya tarik permainan ini adalah dalam dialog yang mereka
lakukan.Barisan akan bergerak melingkar kian kemari, sebagai Ular Naga
yang berjalan-jalan dan terutama mengitari "gerbang" yang berdiri di
tengah-tengah halaman, sambil menyanyikan lagu. Pada saat-saat tertentu
sesuai dengan lagu, Ular Naga akan berjalan melewati "gerbang". Pada
saat terakhir, ketika lagu habis, seorang anak yang berjalan paling
belakang akan ’ditangkap’ oleh "gerbang".
Setelah itu, si "induk" --dengan semua anggota barisan berderet di
belakangnya-- akan berdialog dan berbantah-bantahan dengan kedua
"gerbang" perihal anak yang ditangkap. Seringkali perbantahan ini
berlangsung seru dan lucu, sehingga anak-anak ini saling tertawa. Sampai
pada akhirnya, si anak yang tertangkap disuruh memilih di antara dua
pilihan, dan berdasarkan pilihannya, ditempatkan di belakang salah satu
"gerbang".
Permainan akan dimulai kembali. Dengan terdengarnya nyanyi, Ular Naga
kembali bergerak dan menerobos gerbang, dan lalu ada lagi seorang anak
yang ditangkap. Perbantahan lagi. Demikian berlangsung terus, hingga
"induk" akan kehabisan anak dan permainan selesai. Atau, anak-anak bubar
dipanggil pulang orang tuanya karena sudah larut malam.
Engklek
Permainan engklek merupakan permainan tradisional lompatlompatan
pada bidangbidang datar yang digambar diatas tanah, dengan membuat
gambar kotak-kotak kemudian melompat dengan satu kaki dari kotak satu
kekotak berikutnya.
Permainan engklek biasa dimainkan oleh 2 sampai 5 anak perempuan dan
dilakukan di halaman. Namun, sebelum kita memulai permainan ini kita
harus mengambar kotak-kotak di pelataran semen, aspal atau tanah,
menggambar 5 segi empat dempet vertikal kemudian di sebelah kanan dan
kiri diberi lagi sebuah segi empat.
Cara bermainnya sederhana saja, cukup melompat menggunakan satu kaki
di setiap petak - petak yang telah digambarkan sebelumnya di tanah.
Untuk dapat bermain setiap anak harus mempunyai kereweng atau gacuk yang
biasanya berupa pecahan genting, keramik lantai atau pun batu yang
datar. Kreweng/gacuk dilempar ke salah satu petak yang tergambar di
tanah, petak yang ada gacuknya tidak boleh diinjak/ditempati oleh setiap
pemain, jadi para pemain harus melompat ke petak berikutnya dengan satu
kaki mengelilingi petak petak yang ada. Saat melemparkannya tidak
boleh melebihi kotak yang telah disediakan, jika melebihi maka
dinyatakan gugur dan diganti dengan pemain selanjutnya. Pemain yang
menyelesaikan satu putaran terlebih dahulu melemparkan gacuk dengan cara
membelakangi engkleknya, jika pas pada petak yang dikehendaki maka
petak itu akan menjadi sawahnya, artinya dipetak tersebut pemain yang
bersangkutan dapat menginjak petak tersebut dengan dua kaki, sementara
pemain lain tidak boleh menginjak petak itu selama permainan. Peserta
yang memiliki sawah paling banyak adalah pemenangnya.
Congklak
Congkak adalah suatu permainan tradisional yang dikenal dengan
berbagai macam nama di seluruh Indonesia. Biasanya dalam permainan,
sejenis cangkang kerang digunakan sebagai biji congklak dan jika tidak
ada, kadangkala digunakan juga biji-bijian dari tumbuh-tumbuhan.
Permainan congklak dilakukan oleh dua orang. Dalam permainan mereka
menggunakan papan yang dinamakan papan congklak dan 98 (14 x 7) buah
biji yang dinamakan biji congklak atau buah congklak. Umumnya papan
congklak terbuat dari kayu dan plastik, sedangkan bijinya terbuat dari
cangkang kerang, biji-bijian, batu-batuan, kelereng atau plastik. Pada
papan congklak terdapat 16 buah lobang yang terdiri atas 14 lobang kecil
yang saling berhadapan dan 2 lobang besar di kedua sisinya. Setiap 7
lobang kecil di sisi pemain dan lobang besar di sisi kananya dianggap
sebagai milik sang pemain.
Pada awal permainan setiap lobang kecil diisi dengan tujuh buah biji.
Dua orang pemain yang berhadapan, salah seorang yang memulai dapat
memilih lobang yang akan diambil dan meletakkan satu ke lobang di
sebelah kanannya dan seterusnya. Bila biji habis di lobang kecil yang
berisi biji lainnya, ia dapat mengambil biji-biji tersebut dan
melanjutkan mengisi, bila habis di lobang besar miliknya maka ia dapat
melanjutkan dengan memilih lobang kecil di sisinya. Bila habis di lubang
kecil di sisinya maka ia berhenti dan mengambil seluruh biji di sisi
yang berhadapan. Tetapi bila berhenti di lobang kosong di sisi lawan
maka ia berhenti dan tidak mendapatkan apa-apa.
Permainan dianggap selesai bila sudah tidak ada biji lagi yang dapat
dimabil (seluruh biji ada di lobang besar kedua pemain). Pemenangnya
adalah yang mendapatkan biji terbanyak.
Pletokan
Pletokan dibuat dari bambu, panjang 30 cm dengan diameter 1-1/2 cm.
Bambu dipilih yang kuat dan tua supaya tidak cepat pecah. Bambu dibagi
dua. Untuk penyodok, bambu diraut bundar sesuai dengan lingkaran laras
dan bagian pangkal dibuat pegangan sekitar 10 cm. Potongan bambu yang
lain, ujungnya ditambahkan daun pandan atau daun kelapa yang dililit
membentuk kerucut supaya suaranya lebih nyaring. Peluru dibuat dari
kertas yang dibasahkan, kembang, atau pentil jambu air. Peluru
dimasukkan ke lubang laras sampai padat lalu disodok.
Peralatan yang dibutuhkan berupa bambu diameter 1 atau 1,5 cm dan
panjang 30-40 cm sebagai laras bedil (bentuk pipa) dan sebagai tolak
adalah batangan belahan bambu yang dihaluskan. Sebagai peluru: bunga
jambu air, kertas, daun-daunan dan sejenisnya.
Cara menembak adalah pertama peluru dimasukkan dengan batang penolak
sampai ke ujung laras. Peluru kedua dimasukkan dan ditolak dengan batang
penolak. Peluru kedua ini mempunyai dobel fungsi. Fungsi pertama
sebagai klep pompa untuk menekan peluru pertama yang akan ditembakkan.
Fungsi kedua menjadi peluru yang disiapkan untuk ditembakkan berikutnya.
Tembakan ini akan menimbulkan bunyi pletok dan peluru terlontar ± 5
meter dan relatif lurus. Permainan ini dapat sebagai sarana
perang-perangan.
Bekel
Permainan bekel umumnya dimainkan oleh anak-anak perempuan tapi
permainan ini juga bisa dimainkan oleh anak laki-laki. Bekel merupakan
permainan melontarkan bola ke atas dan menangkapnya kembali. Tetapi pada
saat bersamaan harus mengambil atau mengubah posisi biji-biji yang ada
sesuai peraturan tingkat kesulitan yang dijalankan.
Monopoli
Monopoli adalah salah satu permainan papan yang paling terkenal di
dunia. Tujuan permainan ini adalah untuk menguasai semua petak di atas
papan melalui pembelian, penyewaan dan pertukaran properti dalam sistem
ekonomi yang disederhanakan.
Setiap pemain melemparkan dadu secara bergiliran untuk memindahkan
bidaknya, dan apabila ia mendarat di petak yang belum dimiliki oleh
pemain lain, ia dapat membeli petak itu sesuai harga yang tertera. Bila
petak itu sudah dibeli pemain lain, ia harus membayar pemain itu uang
sewa yang jumlahnya juga sudah ditetapkan.
Gamebot
Permainan ini sangat terkenal hampir di setiap SD di seluruh
Indonesia para era di bawah tahun 2000. Nama sebenarnya dari permainan
ini adalah Gameboy Cuma entah kenapa disini lebih terkenal dengan
sebutan Gamebot. Uniknya game ini disewakan ditiap sekolah oleh abang
abang yang jika waktu bermain kita telah habis maka si abang pemilik
gamebot akan menarik tali yang terikat pada gamebot yang artinya gamebot
tersebut harus disimpan.
Sumber :
http://artikel.okeschool.com/artikel/permainan/1281/permainan-permainan-jaman-dulu-yang-telah-terlupakan.html